Search This Blog

Powered by Blogger.

Wednesday, November 14, 2012

We must empty Purgatory with Our Prayers - St. Padre Pio

  Admin KITA Jokowi xyz       Wednesday, November 14, 2012

Api penyucian, atau disebut juga Purgatorium, telah diajarkan sejak jaman para Rasul. Api penyucian ada semata-mata karena belas kasih Allah. Persyaratan untuk masuk ke dalam surga begitu sulit karena “tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis” (Why 21:27). Agar dapat langsung menuju surga, kita harus sepenuhnya bebas dari noda dosa. Artinya bahwa kita harus dalam keadaan rahmat, bebas dari dosa-dosa ringan, telah sepenuhnya melunasi penitensi dan siksa dosa temporal atas segala dosa kita, serta bebas dari keterikatan duniawi yang menjauhkan kita dari Tuhan (misalnya: harta benda, dendam, dsb). Begitulah, kita dapat melihat betapa sulitnya menghindari api penyucian, tetapi dengan pertolongan rahmat Tuhan, kita dapat melakukannya!

Proses pemurnian di api penyucian sangat menyakitkan. Jiwa-jiwa di sana melihat bagaimana dosa telah memisahkan mereka dari Tuhan dan mereka menyesali secara mendalam apa yang telah mereka lakukan. Bahkan dosa ringan sekalipun menyebabkan mereka menderita, sebab seringan apapun dosa, dosa tersebut merupakan penghinaan terhadap Allah karena ketidaktaan pada kehendak-Nya. Jiwa-jiwa menderita memiliki kerinduan yang kuat untuk berada di surga, tetapi mereka tak dapat, karena ketaklayakan mereka. Hal ini juga mengakibatkan sengsara hebat dalam diri mereka. Jiwa-jiwa memohon, “Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.” (Mzm 130:1-2).


Mengapa Berdoa bagi Jiwa-jiwa Menderita di Api Penyucian? 
Berdoa bagi mereka yang telah meninggal dunia bukan saja bermanfaat, tetapi juga amat penting. Sayang sekali kebiasaan ini hampir terabaikan. Kita telah lupa bahwa Gereja Katolik terdiri dari tiga bagian yang tak terpisahkan: GEREJA PEJUANG (kita di dunia, yang setiap hari berjuang demi keselamatan kita), GEREJA MENDERITA (jiwa-jiwa di api penyucian) dan GEREJA JAYA (para malaikat dan para kudus di surga). Ketiga gereja tersebut membentuk Tubuh Mistik Kristus dan saling bekerja sama dalam mempertahankan pondasi gereja.

Bagaimana Kita Menolong Jiwa-jiwa Menderita?
Sebagai warga Gereja Pejuang, sungguh penting bagi kita untuk membangkitkan kembali praktek Devosi bagi Jiwa-jiwa di Api Penyucian. Jiwa-jiwa menderita di purgatorium tidak lagi dapat berdoa bagi diri mereka sendiri, mereka sama sekali tergantung pada kita. Jika kita tidak berdoa bagi mereka, maka mereka akan terlantar. Oleh sebab itu, selayaknyalah kita berusaha sebaik-baiknya menolong agar mereka segera terbebas dari siksa sementara api penyucian. Jiwa-jiwa yang dihantar masuk ke dalam Kerajaan Allah melalui doa dan kurban kita bagi mereka sementara kita di dunia, kelak akan menjadi sahabat-sahabat kita selama-lamanya di surga! Mereka akan terus menjadi pendoa yang berdayaguna bagi kita semasa kita di dunia begitu mereka masuk dalam persekutuan surgawi dan penuh sukacita menjadi warga Gereja Jaya.


Ada berbagai cara di mana kita dapat menolong jiwa-jiwa di api penyucian:
1. Misa Kudus  -Misa Kudus merupakan sarana yang paling mujarab dan paling tepat untuk mendoakan jiwa-jiwa. Sebab, dalam Misa Kudus kita merayakan kembali kenangan sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus demi penebusan dosa segenap umat manusia, baik yang hidup maupun yang telah meninggal dunia dan masih tinggal di api penyucian.
2. Doa Rosario bagi keselamatan jiwa-jiwa di api penyucian: Rosario Arwah.
3. Devosi Kerahiman Ilahi: Koronka. 
4. Perbuatan baik, tindakan amal kasih, kurban dan silih. Setiap kali melakukannya, ingatlah untuk mengatakan dalam hati, “Yesus, ini demi jiwa-jiwa di api penyucian.” Atau, kita dapat memilih hari-hari tertentu dan menetapkan bahwa kita akan mempersembahkan segala hal baik yang kita lakukan pada hari itu demi pembebasan jiwa-jiwa di api penyucian.
5. Ibadat / Renungan Sengsara Yesus, misalnya Jalan Salib.
6. Indulgensi bagi jiwa-jiwa di purgatorium. Doa atau ibadah khusus guna mendapatkan indulgensi, baik indulgensi seluruhnya ataupun sebagian, bagi jiwa-jiwa di api penyucian dapat kita lakukan seturut peraturan / ketentuan Gereja. Dengan indulgensi, kita mendatangkan rahmat berlimpah dari “gudang harta pusaka Gereja” bagi jiwa-jiwa menderita.
7. Tindakan menghormati mereka yang meninggal, misalnya: merawat jenazah / makam, kunjungan ke makam, tabur bunga, doa, dll.


Doa-doa Singkat bagi Pembebasan Jiwa-jiwa. 

Pada tanggal 13 Juli 1917, anak-anak dari Fatima - Lusia, Yasinta dan Fransesko - diperkenankan melihat api neraka. Begitu ngeri dan dahsyat penglihatan itu, hingga anak-anak gemetar ketakutan. Bunda Maria berkata penuh iba dan sedih, “Kalian telah melihat tempat ke mana jiwa-jiwa para pendosa akan pergi. Keadaan ini kiranya bisa menjadi satu permohonan sederhana di antara peristiwa-peristiwa doa Rosario. Kemudian doa ini diajarkan kepada anak-anak, “Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka, hantarlah jiwa-jiwa ke surga, terlebih mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu.” 

Dalam suatu wahyu pribadi, Kristus mengatakan kepada St Gertrude Agung bahwa doa berikut akan membebaskan 1000 jiwa dari api penyucian setiap kali didoakan: “Bapa yang kekal, aku persembahkan kepada-Mu, Darah Mahasuci Putramu yang ilahi, Yesus Kristus, dalam persatuan dengan semua Misa yang dipersembahkan di seluruh dunia pada hari ini, bagi segenap jiwa-jiwa menderita dalam api penyucian, bagi para pendosa di mana pun mereka berada, bagi para pendosa dalam Gereja Universal, bagi mereka dalam rumahku dan dalam keluargaku. Amin.” 

Bunda Maria dan Jiwa-jiwa di Api Penyucian
Bunda Maria memainkan peran penting dalam pembebasan jiwa-jiwa dari api penyucian. St Bernardus menyebutnya sebagai “Plenipotentiary”, artinya ia yang “sangat berkuasa” atas api penyucian, sebab Bunda Maria mendapatkan rahmat dan kuasa dari Tuhan untuk membebaskan jiwa-jiwa yang ada di sana. Kita semua adalah anak-anak Maria, dan layaknya seorang ibunda yang penuh belas kasih, ia memelihara kita, teristimewa mereka yang menderita. Perantaraannya mendatangkan pertolongan bagi jiwa-jiwa menderita, seperti diungkapkan Bunda Maria kepada Beato Alain de la Roche: “Akulah Bunda dari jiwa-jiwa di api penyucian dan setiap doa yang ditujukan kepadaku meringankan penderitaan anak-anakku.”

St Pompilio Pirroti memiliki devosi mendalam bagi jiwa-jiwa menderita. Apabila ia berdoa rosario, jiwa-jiwa menderita berdoa bersamanya, berseru menanggapi setiap Salam Maria yang didaraskannya. Jiwa-jiwa di api penyucian menjadi tenang dan penuh sukacita saat rosario didaraskan.

St Louis de Montfort dalam bukunya, “Rahasia Rosario”, menulis tentang seorang wanita yang dibebaskan dari api penyucian. Seorang wanita muda dari kalangan bangsawan bernama Alexandra dipertobatkan oleh St Dominikus dan bergabung dalam Persekutuan Doa Rosario. Ketika Alexandra meninggal dunia, ia menampakkan diri kepada St Dominikus dan mengatakan kepadanya bahwa :

Ia harus tinggal 700 tahun lamanya di api penyucian guna memurnikan jiwanya oleh karena dosa-dosanya yang begitu banyak semasa hidupnya dan juga karena ia menyebabkan banyak orang berbuat dosa dengan teladan hidupnya yang buruk. Ia mohon pada St Dominikus dan pada para anggota Persekutuan Doa Rosario agar berdoa baginya. Tentu saja St Dominikus memenuhi permintaannya dan berdoa bersama para pendoa rosario lainnya. Dua minggu kemudian, Alexandra menampakkan diri kembali pada St Dominikus. Kali ini ia penuh kemuliaan surgawi. Ia memberitahukan bahwa dengan perantaraan rosario ia telah dibebaskan dari api penyucian. Ia juga mengatakan kepadanya bahwa jiwa-jiwa menderita mohon padanya untuk terus menyampaikan khotbah tentang rosario dan minta pada sanak-saudara mereka untuk mendoakan mereka melalui rosario. Jiwa-jiwa malang itu akan membalas jasa mereka yang telah menolongnya apabila jiwa-jiwa itu telah berada di surga.

Para Kudus dan Jiwa-jiwa di Api Penyucian
Selama berabad-abad, Kristus telah menganugerahkan kepada banyak orang kudus dan pribadi-pribadi kudus yang dipilih-Nya karunia karisma yang memungkinkan seseorang mendapat kunjungan dari jiwa-jiwa di api penyucian. Di antara para kudus tersebut adalah St Gertrude Agung, St Katarina dari Genoveva, St Margareta Maria dari Paray-le-Monial, St Yohanes Maria Vianney, St Faustina Kowalska, St Yohanes Bosco, Maria Simma dan banyak lagi yang lainnya.

Kristus menganugerahkan karunia ini guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya berdoa bagi jiwa-jiwa menderita. 

Maria Simma, visioner dari Sonntag - Austria (1915 - wafat Maret 2004) 
Romo Berlioux menceritakan tentang seorang wanita yang mempersembahkan hidupnya demi membantu membebaskan jiwa-jiwa dari api penyucian. Saat menjelang ajalnya, wanita ini diserang dengan dahsyat oleh para iblis yang melihatnya lepas dari cengkeraman mereka. Tampaknya seluruh neraka bersatu melawan dia, mengelilinginya dengan bala pasukan neraka. Wanita ini memberontak sekuat tenaga untuk beberapa waktu lamanya, ketika sekonyong-konyong ia melihat masuk ke dalam kamarnya sejumlah jiwa-jiwa tak dikenal yang bercahaya menyilaukan namun indah, yang membuat para iblis melarikan diri. Dengan tarikan napas terakhirnya wanita itu bertanya penuh suka cita sambil menangis, “Siapakah kalian? Oh, kalian yang amat baik kepadaku?” Para pengunjung menjawab, “Kami adalah jiwa-jiwa yang atas pertolonganmu telah dibimbing ke dalam kebahagiaan surgawi. Kami datang dengan penuh rasa terima kasih untuk membantumu menyeberangi batas kekekalan dan membawamu masuk ke dalam sukacita `Kota Kudus'” Mendengar jawab demikian, seulas senyum tampak menghiasi wajah si wanita dan matanya pun tertutup dalam damai. Jiwanya yang murni bagai merpati dipersembahkan kepada Raja Segala Raja dengan banyak pelindung dan pembela.

sumber : 1. “The Confraternity of Souls In Purgatory”; www.users.bigpond.net.au/ecclesia; 2. “For the Love of The Poor Holy Souls in Purgatory”; www.poorsouls.net; 3. “Holy Souls Online”; www.holysouls.info; 4. “Seminar Jiwa-jiwa di Api Penyucian” oleh Rm Yosef Tarong, Pr; 5. berbagai sumber



logoblog

Thanks for reading We must empty Purgatory with Our Prayers - St. Padre Pio

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Orang - Orang Kudus

Orang-Orang Kudus (Santa-Santo)   Apakah Alkitabiah meminta para Kudus berdoa untuk kita? Katolik Menjawab "ya" karena kita mer...