Palem Yerusalem,
tanam di pasir,
sangatlah unik.
tunas daun bertumbuh,
ditimbun batu,
disiram air.
ditimbun batu,
disiram air,
akar bertumbuh dalam.
akar mencapai air,
dasarnya tanah,
sangatlah dalam.
kekuatannya akar,
menjangkau air,
sungguhlah kuat.
timbun batu dibuang,
batangnya palem,
bertumbuh cepat.
secepat tumbuh bunga,
sekuat raja,
Palemnya Raja.
Itulah Palem Raja,
di Yerusalem,
perlambang raja.
sebelum tanda bintang,
menanda raja,
dipakai palem.
daun palem disilang,
selamat raja,
Diraja baru.
tiga puluh tigaNya,
awal matiNya,
awal bangkitNya,
masukNya Yerusalem,
disambut palem,
disilang jalan.
kamis putihNya,
Ya, perjamuan suci,
membasuh kaki.
dicium murid,
kesayanganNya,
yang menghianatiNya.
jumat agungNya,
dicambuk tubuh,
bercucur darah domba.
disangkal tiga kali,
oleh muridNya
tidaklah kenal.
memanggul salib,
dicambuk tubuh,
jatuh ketiga kali.
perempuan menangis,
di tembok ratap,
menyeka muka.
di bukitnya tengkorak,
dipaku salib,
dicambuk lagi.
ditusuk tombak,
darah bercucur,
ini Raja Yahudi.
dielu palem,
ditikam kayu salib,
gempaNya mati.
hari ketiga bangkit,
kembali zondag,
nepati janji.
janji beribu abad,
datangnya Dia,
telah ditulis.
percaya ceritaNya,
hanya untukku,
telah dibabtis.
kekuatan akarnya,
menembus pasir,
menjangkau air.
meski ditimbun batu,
ditindas cambuk,
mati disalib.
kekuatanNya langgeng,
terus abadi,
sepanjang masa.
sampai datangNya,
hari kiamat,
membangun Yerusalem.
negara baru,
tuk yang percaya,
Rajanya Yerusalem.
Amsterdam, 28 Maret 2010 (op PALM ZONDAG)
Anton Dwi
No comments:
Post a Comment